Bagaimana Cara Menghilangkan Kecanduan Judi Online?


Pembaca yang budiman, dilansir dari Kompas.com, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mencatat nilai transaksi judi online mencapai lebih dari Rp 600 triliun pada kuartal pertama tahun 2024.

Jumlah pelaku judi online di Indonesia, yang mencakup berbagai usia dari anak-anak hingga orang dewasa, mencapai 4 juta orang. Pelaku yang dimaksud di sini adalah pemain, bukan bandar.

Pertanyaannya adalah, apakah para pemain judi online ini tidak merasa rugi?

Saya yakin, 1000 persen, mereka menyadari kerugian yang mereka alami, bahkan SANGAT RUGI. 

Apakah mereka tidak berusaha untuk berhenti berjudi?

Sebagian besar— untuk tidak mengatakan semua— sudah mencoba untuk berhenti, namun sering kali gagal dan kembali berjudi. 

Apa yang menyebabkan kegagalan tersebut? Berdasarkan pengalaman orang-orang yang saya kenal, alasan utama mereka gagal berhenti adalah sebagai berikut:

  1. Merasa sudah kecanduan.
  2. Tergoda kembali saat melihat orang lain berjudi.
  3. Merasa tahu kapan akan menang di waktu tertentu, sehingga kembali mencoba.

Masih ada alasan lainnya, tetapi tiga faktor di atas paling sering muncul.

Menyimpulkan Faktor Utama

Secara sederhana, kesulitan orang-orang dalam menghentikan kebiasaan buruk, termasuk judi online, disebabkan oleh dua hal: identitas diri dan dukungan lingkungan.

Identitas diri menentukan pola perilaku, sedangkan dukungan lingkungan mempertahankan pola perilaku tersebut. Keduanya, yaitu identitas diri dan dukungan lingkungan, adalah faktor penentu yang membentuk kebiasaan kita.

Langkah Pertama Menghilangkan Kebiasaan Buruk

Kebiasaan buruk tidak tergantung pada tingkat pendidikan atau jabatan seseorang. Contohnya, masyarakat biasa, dosen, hingga pejabat publik dapat terjebak dalam judi online. Jadi tidak peduli latar belakang Anda, kebiasaan buruk bisa saja Anda alami. Kabar baiknya, tanpa peduli latar belakang seorang, untuk menghilangkan kebiasaan buruk, caranya juga relatif sama. 

Saya akan membagikan pengalaman orang-orang yang saya kenal mengenai cara mereka menghentikan kebiasaan buruk, dalam hal ini judi online.

Pertama, bentuklah identitas diri.

Caranya adalah dengan memastikan bahwa Anda bukan sekadar BERHENTI berjudi, tetapi Anda bukan SEORANG penjudi.

Anda ingin berhenti berjudi berbeda dengan Anda bukan seorang berjudi! 

Menghentikan kebiasaan berjudi menjadi sulit, sebab seseorang dipaksa menghentikan apa yang ia anggap sebagai kesenangan sekalipun itu kesenangan semu.

Identitas seorang penjudi akan cenderung mencari kesenangan lewat judi, sedangkan jika identitas Anda bukan seorang penjudi, tentu Anda akan mencari kesenangan melalui aktivitas lain yang lebih positif.

Seorang yang merasa identitasnya sebagai ilmuwan, tentu kesenangannya membaca, meneliti, dan menulis.

Begitu juga, kalau Anda merasa bahwa Anda adalah seorang mukmin yang baik, tentu Anda mencari kesenangan lewat jalan-jalan yang diridhoi Allah Swt.

Intinya, bentuklah identitas Anda! 

Sekali lagi, Anda bukan BERHENTI berjudi, yang bisa saja berhenti sementara. Tapi identitas Anda adalah BUKAN SEORANG penjudi, sehingga tidak mungkin terlibat dengan segala macam bentuk perjudian.

Kalau Anda hanya sekedar menghentikan kebiasaan tanpa merubah identitas, hampir mustahil itu bisa Anda lakukan. Saya menemukan, ada orang yang berhenti berjudi selama 1-4 bulan, tapi akhirnya kembali berjudi. Mengapa? Sebab identitas diri belum dirubah. 

Sama halnya seperti seorang pembalap, ketika terjadi kecelakaan, ia berhenti untuk sementara waktu. Tapi identitasnya sebagai pembalap belum hilang. Ketika nanti ada yang menawarkan balapan, dengan macam iming-iming dan bentuk rupa godaan, tentu identitasnya akan menuntun dirinya untuk kembali balapan. Konon lagi dampak kecelakaan itu dianggap sudah hilang. 

Begitu juga penjudi. Barang kali seseorang akan behenti berjudi kalau dirinya sedang kalah, ia menyesal. Tapi, ia masih merasa identitas dirinya sebagai penjudi. Ketika nanti memiliki modal, 99 persen akan kembali berjudi.

Beda halnya ketika seseorang mengubah identitasnya. Seseorang merasa identitasnya bukan penjudi. Tak peduli apapun godaannya, ia tak akan lagi berjudi. Orang hanya akan melakukan aktivitas sesuai identitasnya!

Pertanyaannya apakah identitas bisa dibentuk dan dirubah? Jawabannya bisa. Terkait ini, nanti saya akan jelaskan di artikel lain. Pembaca disarankan membaca buku Atomic Habits, karya James Clear. 

Paling tidak, catatlah di secarik kertas, "SAYA BUKAN PENJUDI", dan bacalah minimal 50 kali sebelum tidur dan setelah bangun tidur. Para pakar menjelaskan bahwa cara ini efektif untuk merangsang alam bawah sadar dan akhirnya membentuk identitas baru.

Kedua, carilah dukungan lingkungan yang positif.

Banyak orang yang merasa mampu mengendalikan diri dari pengaruh lingkungan, namun kenyataannya hanya 2 dari 1000 orang yang mampu melakukannya.

Ibnu Khaldun mengatakan bahwa "manusia bukanlah anak bapaknya, tetapi anak lingkungannya". Ini menunjukkan bahwa pengaruh lingkungan lebih besar dibandingkan faktor lainnya, termasuk pola asuh orang tua, apalagi sekolah. 

Untuk mencari lingkungan yang mendukung, Anda bisa mempertimbangkan mengikuti kegiatan Jamaah Tabligh. Ini sangat objektif, sebab saya bukan bagian dari Jamaah Tabligh.

Meskipun saya bukan bagian dari Jamaah Tabligh, tapi saya tahu banyak orang yang berhasil menghentikan kebiasaan buruk setelah bergabung dengan komunitas ini. 

Jamaah Tabligh merupakan komunitas dengan perkiraan anggota antara 12 hingga 80 juta di seluruh dunia, terutama di Asia Selatan. Anda bisa mencari informasi tentang kegiatan mereka di masjid atau mushola di sekitar tempat tinggal Anda.

Beberapa contoh keberhasilan pengkaderan Jamaah Tabligh antara lain adalah Ustadz Derry Sulaiman, Reza dan Lukman mantan personel Noah. Mereka memang bukan mantan penjudi, tapi mereka adalah contoh bagaimana dukungan lingkungan itu bisa berpengaruh dalam membentuk kebiasaan. 

Akan tetapi, sebenarnya, Andalah yang paling mengetahui bagaimana cara menemukan lingkungan yang tepat untuk mendukung Anda berhenti dari kebiasaan buruk. 

Sebagai kesimpulan, untuk menghilangkan kebiasaan buruk, termasuk judi online, Anda harus mengubah identitas diri dan mencari dukungan lingkungan. Dan, mudah-mudahan hajat untuk bisa meninggalkan kebiasaan buruk, bisa segera diijabah oleh Allah Swt.


Sumber Foto: www.canva.com

Lebih baru Lebih lama